Rabu, 27 Februari 2013


MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING
TYPE TAI
( Team Assisted Individualy )

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Matematika ialah sebagai mata pelajaran yang membekali siswanya untuk memiliki kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta mampu bekerja sama, hal tersebut masih banyak kurang diminati oleh para siswa. Dari hasil pengalaman penulis, bahwasannya banyak siswa yang merasa takut, kurang senang, dan menemui kesulitan dalam menghadapi pelajaran matematika. Tidak jarang juga dari siswa mengeluhkan bahwa matematika dianggapnya sebagai mata pelajaran yang membosankan, menjenuhkan, ataupun sejenisnya yang bernilai negative termasuk yang pernah penulis alami.
Meskipun dalam proses belajar mengajar sudah berkembang dengan adanya komponen-komponen seperti model, strategi, pendekatan, metode, dan tehnik yang dikembangkan untuk meningkatkan minat belajar dari siswa serta untuk mencapai tujuan utama pembelajaran yaitu adanya keberhasilan siswa dalam belajar dalam rangka pendidikan baik dalam suatu mata pelajaran maupun pendidikan pada umumnya, namun semua itu belum cukup untuk menghilangkan kesan negative yang sudah melekat pada siswa.
Kegiatan belajar mengajar disekolah menunjukan bahwa banyak model pembelajaran yang dikembangkan, namun masih jarang yang digunakan dalam proses pembelajaraan. Adanya kecenderungan untuk melakukan pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centred) masih lebih dominan dilakukan dari pada pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Oriented). Hal ini disebabkan adanya perasaan ribet ataupun terlalu banyak hal yang harus disiapkan ataupun kurangnya pengetahuan guru tentang model-model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat dari materi bahan yang akan diajarkan, fasilitas dan media yang tersedia, dan kondisi dari guru itu sendiri.
Cooperative Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai alternative langkah untuk mengatasi permasalahan diatas. Cooperative Learning yang memiliki berbagai type sangat memungkinkan dilakukan dengan menyesuaikan kondisi siswa, sifat dari materi bahan yang akan diajarkan, fasilitas dan media yang tersedia, dan kondisi dari guru itu sendiri.
Berikut ini penulis akan sajikan Model Pembelajaran Cooperative Learning type TAI (Team Assisted Individualy) dan implementasinya dalam pembelajaran matematika.
B.       Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud  model pembelajaran Kooperatif ( Cooperatif Learning ) type TAI ( Team Assited Individualization )?
2.    Apa kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Kooperatif ( Cooperatif Learning ) type TAI ( Team Assited Individualization ) ?
3.    Apa langkah-langkah model pembelajaran Kooperatif ( Cooperatif Learning ) type TAI ( Team Assited Individualization )?

C.      Tujuan Penulisan Makalah
1.      Memahami pengertian model pembelajaran pembelajaran Kooperatif ( Cooperatif Learning )  type TAI ( Team Assited Individualization ).
2.      Memahami kriteria dan prinsip model pembelajaran Kooperatif ( Cooperatif Learning )  type TAI ( Team Assited Individualization ).
3.      Mengetahui peranan & kegunaan model pembelajaran Kooperatif ( Cooperatif Learning ) type  TAI ( Team Assited Individualization )  pada pembelajaran matematika.

D.      Manfaat Penulisan Makalah
1.    Bagi Calon Tenaga Pendidik
Sebagai bahan masukan bagi calon tenaga pendidik mengenai penggunaan model TAI ( Team Assited Individualization )  pada pembelajaran matematika yang efektif bagi belajar siswa.
2.    Bagi Dosen
Sebagai masukan bagi dosen apabila ada hal yang belum sesuai materinya dengan yang dosen ketahui. Selain itu, bisa memberikan saran dan kritikan atas selesainya makalah ini apabila materinya ada yang tidak sesuai harapan.
3.    Bagi Lembaga Pendidikan
Sebagai masukan yang dapat digunakan dalam rangka memperbaiki kualitas model pembelajaran yang efektif bagi siswa di lingkungan sekolah.
E.       Sistematika Penulisan Makalah
Pada Bab I Pendahuluan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan makalah, manfaat penulisan makalah yang ditujukan bagi calon tenaga pendidik, dosen, dan lembaga pendidikan. Serta sistematika penulisan makalah.
Bab II Pembahasan membahas tentang pengertian model pembelajaran TAI ( Team Assited Individualization ) dan pembelajaran matematika, kriteria dan prinsip model pembelajaran, peranan dan kegunaan model pembelajaran, fungsi model TAI( Team Assited Individualization )  dalam pembelajaran matematika, model pembelajaran matematika sarana efektif belajar siswa, kelebihan dan kekurangan menggunakan model TAI( Team Assited Individualization )  dalam pembelajaran matematika.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Model Pembelajaran Kooperatif ( Cooperatif Learning )
(Isjoni, 2009:15) Cooperatif Learning berasal dari kata Cooperative yang artinya mengerjakan suatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Salvin (1995) mengemukakan, “In cooperative learning methods, students work together in four member teams material initially presented by the teacher”. Dari pemaparan tersebut dapat dikemukakan bahwa cooperative learning adalah salah satu model pembelajaran dimana system belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecol yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (Students Oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Model pembelajaran ini telah terbukti dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia.
Tujuan pelaksanaan model cooperative learning membutuhkan partisipasi kerja sama dalam kelompok belajar. Cooperative learning dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju lebih baik, sikap tolong menolong dalam beberapa prilaku social. Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar cooperative learning adalah agar peserta didik dapat belajar secara kelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. (Adhitya, Sthefani. 2012 : 13-14)
Kategori tujuan dalam pembelajaran kooperatif:
1.      Individual: Keberhasilan seseorang ditentukan oleh orang itu sendiri tidak dipengaruhi oleh orang lain.
2.      Kompetitif: keberhasilan seseorang dicapai karena kegagalan orang lain (ada ketergantungan negative).
3.      Kooperatif: Keberhasilan seseorang karena keberhasilan orang lain, orang tidak dapat menghasilkan keberhasilan dengan sendirian.
      Langkah-langkah umum Pembelajaran Kooperatif (Sintaks):
1.      Berikan informasi dan sampaikan tujuan serta scenario pembelajaran.
2.      Organisasikan siswa/peserta didik dalam kelompok Kooperatif.
3.      Bombing siswa/peserta didik untuk melakukan kegiatan/berkooperatif.
4.      Evaluasi.
5.      Berikan penghargaan.
      Contoh beberapa keterampilan dalam Pembelajaran Kooperatif:
1.      Berbagi tugas.
2.      Mengambil bagian.
3.      Tetap berada dalam tugas.
4.      Mengajukan pertanyaan.
5.      Mendengar dengan aktif.
6.      Bekerja sama.
7.      Membantu teman. (Riyanto, 2009: 267-268)

B.     Pendekatan Belajar Kooperatif
      Pendekatan belajar kooperatif sangat dikenal pada tahun 1990-an (Duffy & Cunninghan, 1996). Oxford Dictionary (1992) mendefinisikan kooperasi (cooperation) sebagai “bersedia untuk membantu” (to be of assistance or be willing to assist). Kooperatif juga berarti bekerja sama untuk untuk memcapai tujuan secara efektif dan efesien. Menurut Salvin (1987), belajar kooperatif dapat membantu siswa dalam mendefinisikan struktur motivasi dan organisasi untuk menumbuhkan kemitraan yang bersifat kolaboratif (collaborative partnership).
      Pengelompokan siswa merupakan salah satu strategi yang dianjurkan sebagai cara siswa untuk saling berbagi pendapat, berargumrntasi dan mengembangkan berbagai alternative pandangan dalam upaya konstruksi pengetahuan. 3 (tiga) konsep yang melandasi metode kooperatif sebagai berikut:
a.       Team rewards: Tim akan mendapatkan hadian bila mereka mencapai criteria  tertentu  yang di tetapkan.
b.      Individual accountability: Keberhasilan tim tergantung dari hasil belajar individual  dari semua anggota tim. Penanggung jawab berpusat pada kegiatan anggota tim dalam membantu belajar satu sama lain dan memastikan bahwa setip anggota siap untuk kuis atau penilaian lainnya tanpa bantuan teman sekelompoknya.
c.       Equal opportunities for success: setiap siswa memberikan kontribusi kepada timnya dengan cara memperbaiki hasil belajarnya sendiri yang  terdahulu. Kontribusi dari semua anggota kelompok dinilai.
Pendekatan belajar kooperatif menganut lima perinsip utama yaitu:
a.       Saling ketergantungan positif
         Arti ketergantungan dalam hal ini adalah keberhasilan kelompok merupakan hasil kerja keras seluruh anggotanya. Setiap anggota berperan aktif dan mempunyai andil sama terhadap keberhasilan kelompok.
b.      Tanggung jawab perseorangan
         Tenggung jawab perseorangan muncul ketika seorang anggota kelompok bertugas untuk menyajikan yang terbaik dihadapan guru dan teman-teman sekelas lainnya. Anggota yang tidak bertugas, dapat melakukan pengamatan terhadap situasi kelas, kemudian mencatat hasilnya agar dapat didiskusikan dalam kelompoknya.
c.       Interaksi tatap muka
         Bertatap muka merupakan suatu kesempatan yang baik bagi anggota kelompok atau berinteraksi memecahkan masalah bersama, disamping membahas materi pelajaran. Anggota dilatih untuk menjelaskan masalah belajar masing-masing, juga diberi kesempatan untuk mengajarkan apa yang dikuasainya kepada teman  satu kelompok.
d.      Komunikasi antar anggota
         Model pembelajaran kooperatif juga menghendaki agar para anggota dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskkan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi . keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapatnya. Setiap siswa memperoleh kesempatan berlatih mengenai cara-cara berkomunikasi secara efektif sebgaimana pendapat orang lain tanpa menyinggung perasaan orang tersebut.
e.       Evaluasi proses secara berkelompok.
Perlu dijadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
      Cooperative learning juga merupakan model pembelajaran yang menekankan aktifitas kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk kelompok, mempelajari materi pelajaran, dan memecahkan masalah secara kolektif kooperarif. Pendekatan belajar menuntut adanya modifikasi tujuan pembelajaran dari sekedar penyampaian informasi (transfer of information) menjadi konstruktif pengetahuan (contruction of knowledge) oleh individu melalui belajar berkelompok. Meskipun demikian, prinsip ini sering kali tidak nampak jelas, karena dari berbagai literature tentang belajar kooperatif  dan kolaboratif, informasi petunjuk dan pelaksanaan belajar kooperatif pada umumnya menitikberatkan kepada struktur dan manajemen pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dalam hal distribusi jender, jumlah siswa dalam kelas, serta strategi pembagian tugas. Dengan demikian, semua siswa akan aktif  dalam mengerjakan tugas.
C.    Model pembelajaran Kooperatif ( Cooperatif Learning ) type TAI ( Team Assited Individualization )
Metode TAI ( Team Assited Individualization ) merupakan salah satu metode dari model pembelajaran kooperatif, yang menggabungkan antara belajar kelompok dengan belajar individual. Selain itu, metode TAI ( Team Assited Individualization ) merupakan salah satu metode pengajaran yang mana guru memberi suatu persoalan atau masalah kepada murid, dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah-masalah itu dengan teman-temannya (kerja kelompok). Dalam kerja kelompok murid dapat mengemukakan pendapat, menyangkal pendapat orang lain, mengajukan usul-usul dan mengajukan saran-saran dalam rangka pemecahan masalah yang ditinjau dari berbagai segi. (Nurhaliman, Sri. 2012 : 23-24)
Dalam metodde TAI ( Team Assited Individualization ) para siswa dibagi kedalam tim belajar yang terdiri atas empat orang siswa yang rata-rata memiliki tingkat kemampuan yang sama, terlepas dia berbeda jenis kelamin dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua tim sudah menguasai pelajaran, metode TAI ( Team Assited Individualization )  menggunakan campuran kemampuan semua anggota dalam kelompok dan memberikan serifikat atau penghargaan lainnya untuk kinerja tim yang mendapat hasil yang terbaik. Type TAI ( Team Assited Individualization ) berbeda dengan model pembelajaran kooperatif lainnya. Untuk metode type TAI ( Team Assited Individualization ) pembelajaran dilakukan dengan melakukan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual. TAI ( Team Assited Individualization ) dirancang khusus untuk mengajarkan matematika kepada siswa kelas III-VII ( kelas tinggi yang belum siap menerima aljabar lengkap ).
Dalam TAI ( Team Assited Individualization ) para siswa memasuki tahap pembelajaran individual berdasarkan hasil penempatan dan kemudian melanjutkan dengan hasil kemampuannya sendiri. Secara umum, anggota kelompok bekerja pada unit pelejaran yang berbeda. Teman satu tim saling memeriksa hasil kerja masing-masing dengan menggunakan lembar jawaban dan saling membantu dalam menyelesaikan masalah. Unit tes terahir akan dilakukan tanpa bantuan teman satu tim dan skornya akan dihitung dengan monitor siswa. Tiap minggu guru menjumlahkan angka  dan tiap unit yang telah diselesaikan semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya untuk tim yang melebihi skor yang didasarkan pada angka tes terahir yang telah dilakukan, dengan point ekstra untuk lembar jawaban yang sempurna dan pekerjaan rumah yang telah diselesaikan.
Dengan TAI ( Team Assited Individualization ) siswa dapat melakukan proses belajar pada tingkat kemampuan mereka sendiri, jadi apabila mereka tidak memenuhi syarat untuk kemampuan selanjutnya mereka dapat membangun dasar yang kuat sebelum mereka melanjutkan materi berikutnya.
TAI ( Team Assited Individualization ) dirancang untuk menyelesaikan masalah-masalah teoritis dan praktis dari system pengajaran individual serta dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengolahan rutin. Dalam metode ini, guru akan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengajar kelompok kelompok kecil. Operasional program tersebut akan sedemikian sederhana sehingga para siswa dikelas tinggi akan mudah melakukannya. Para siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat, dan tidak akan bisa berbuat curang atau menemukan jaan pintas. (skripsi : 18-20)
Berarti ciri khasnya model pembelajaran type TAI ( Team Assited Individualization ) ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual itu sendiri di berikan kepada setiap kelompok dan didiskusikan dan dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok ataupun seluruh anggota kelompok bertanggung jawab atas jawaban hasil diskusi tersebut sebagai tanggung jawab bersama.
Pembelajaran type TAI ( Team Assited Individualization ) di kembangkan oleh  Slavin. Type ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Type ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. (Nurhalimah, Sri. 2012 : 24)
Pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pengertian metode TAI ( Team Assited Individualization ):
1.      Menurut Salvin, Metode TAI adalah metode yang dikombinasikan dengan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Type ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual.
2.      Menurut Semiwan ( 1990:76 ) Metode TAI adalah suatu cara penyampaian meteripelajaran melalui sarana pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapi.
3.      Menurut Suryosubroto ( 1997:179 ) mengemukakan metode diskusi atau kerja kelompok adalah suatu cara penyajian bahan pengajaran dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa atau kelompok-kelompok untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuaat kesimpulan, atau menyusun keberbagai alternative pemecahan suatu masalah.

Di dalam TAI sendiri misalnya, metode, strategi, dan model pembelajaran yang digunakan adalah:
Tabel 3
Model, Strategi, dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran
Strategi
Metode
Peer Teaching
Learning Turnament
Peer lessons
Kelompok belajar kecil
§  Ceramah
§  Ekspositori
§  Kerja kelompok
§  Latihan terbimbing

Menurut Salvin ( 1995 ) yang dikutip oleh Unay Nurmansyah ( 2005:19 ) menjelaskan bahwa ada beberapa tahapan dalam model TAI ( Team Assited Individualization ) yaitu:
a)      Penyajian kelas (class presentation)
b)      Kelompok (team)
c)      Kelompok belajar (teams study)
d)     Tes (test)
e)      Penilaian kelompok dan pengakuan kelompok (team score and team recognation)
Adapun criteria pengakuan kelompok TAI ( Team Assited Individualization ) yang dimaksudkan disajikan dalam table berikut ini.
Tabel 4
Kriteria Pengakuan Kelompok
Nilai Rata-Rata Kelompok
Pengakuan Kelompok
7,50 – 10,00
Super Team
6,50 – 7,49
Great Team
5,50 – 6,49
Good Team
4,50 – 5,49
Medium Team
1,00 – 4,49
Bad Team

      Salvin ( 2009 : 195 – 200 ) Model pembelajaran TAI ( Team Assited Individualization ) memiliki 8 ( delapan ) komponen, yaitu:
a.       Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang tersiri atas 4 ( empat ) sampai 6 ( enam ) siswa.
b.      Placement test, yaitu pemberian pre-tes kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa dalam bidang tertentu.
c.       Student Creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
d.      Team Study, yaitu tahepan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan.
e.       Team Scores and Team Recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan criteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
f.       Teaching Group, yaitu pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.
g.      Facts Test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa
h.      Whole Class Units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah. (Adhitya, Sthefani. 2012 : 18-19)

D.    Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif type TAI ( Team Assited Individualization )
Model pembelajaran Kooperatif type TAI ( Team Assited Individualization ) mempunyai kelebihan dan kekurangan, antara lain sebagai berikut:
1.      Kelebihan
²  Meningkatkan hasil belajar.
²  Meningkatkan motivasi belajar.
²  Mengurangi prilaku yang mengganggu dan konflik antar pribadi.
²  Program ini bisa membantu siswa yang lemah atau siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi belajar.
²  Model pembelajaran Kooperatif type TAI ( Team Assited Individualization ) mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dan mengurangi anggapan banyak peserta didik bahwa matematika itu sulit.
²  Pada model pembelajaran Kooperatif type TAI ( Team Assited Individualization ) peserta didik mendapatkan penghargaan atas usaha mereka.
²  Melatih peserta didik untuk bekerja secara kelompok, melatih keharmonisan dalam hidup bersama atas dasar saling menghargai.

2.      Kekurangan
²  Tidak semua mata pelajaran cocok diajarkan dengan menggunaka model pembelajaran Model pembelajaran Kooperatif type TAI ( Team Assited Individualization ).
²  Apabila model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang baru diketahui, kemungkinan peserta didik bingung, sebagian peserta didik akan kehilangan rasa kepercayaan dirinya dan sebagian akan mengganggu antar peserta didik lain.( http://fhykrie-sajja.blogspot.com/2012/03/makalah-model-pembelajaran-matematika.html )

E.     Langkah – langkah Model Pembelajaran pembelajaran Kooperatif ( Cooperatif Learning )  type TAI ( Team Assited Individualization ).
Uraian tentang langkah langkah pembelajaran Kooperatif dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu TAI ( Team Assited Individualization ) dalam artian Accelerated dan TAI ( Team Assited Individualization ) dalam artian Assisted. Dalam penulisan yang lebih banyak dibahas adalah TAI ( Team Assited Individualization ) dalam artian Assisted.
¯  Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif type (Team Accelerated Instruction) 
Kegiatan belajar dengan menggunakan model ini dimulai dengan guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Biasanya antara 4 – 6 siswa disetiap kelompoknya. Masing-masing siswa memperoleh bahan ajar yang berbeda-beda diseduaikan dengan kemampuan siswa. Siswa berkemampuan tinggi mendapatkan bahan ajar yang berbeda dengan siswa yang berkemampuan rendah. Selanjutnya siswa diminta mengerjakan beberapa soal. Tentu saja dengan kualitas yang berbeda pula sesuai dengan kemampuan siswa. Setelah selesei mengerjakan soal, hasil kerja siswa dalam kelompok dikumpulkan menjadi satu dan dikoreksi silang dengan kelompok lain. Satu hal yang harus diperhatikan adalah soal siswa yang berkemampuan tinggi harus dikoreksi oleh siswa yang berkemampuan tinggi juga. Demikian juga dengan soal untuk siswa berkemampuan sedang dan rendah. Jika hasil yang diperoleh memenuhi criteria ketuntasan yang telah diterapkaan, maka siswa tersebut berhak mengikuti tes akhir. Bagi siswa yang belum memenuhi standar tersebut akan diberikan beberapa soal lagi yang tentu saja harus setara dengan soal sebelumnya sampai akhirnya memperoleh nilai yang di inginkan oelh guru.
¯  Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif type TAI (Team Assisted Individualization). 
a.       Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
b.      Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.
c.       Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan ( tinggi, sedang dan rendah . jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan  jender.
d.      Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
e.       Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
f.       Guru memberikan kuis secara individual.
g.      Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).

Kemampuan
No
Nama
Ranking
Kelompok
Tinggi
1
Sakura Kouji
1
A
Tinggi
2
Ogami Rei
2
B
Tinggi
3
Toki
3
C
Tinggi
4
Yuki
4
D



Tekhnik pembentukan dan pemberian penghargaan kelompok salah satu cara membentuk kelompok berdasarkan kemampuan akademik seperti berikut ini:

Kemampuan
No
Nama
Ranking
Kelompok
Sedang
5
Saber
5
C
Sedang
6
Archer
6
B
Sedang
7
Gilgamesh
7
A
Sedang
8
Lionel
8
A


Kemampuan
No
Nama
Ranking
Kelompok
Rendah
9
Zien
9
D
Rendah
10
Hadesh
10
C
Rendah
11
Ryuka
11
B
Rendah
12
Shibuya
12
A
     
      Menurut Salvin (1995) guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar dari nilai dasar (awal) ke nilai kuis/tes setelah siswa bekerja dalam kelompok. Cara-cara penentuan nilai penghargaan kepada kelompok dijelaskan sebagai berikut:
1.   Menentukan nilai dasar (awal) masing-masing siswa, dapat berupa nilai tes/kuis awal atau menggunakan nilai ulangan sebelumnya.
2.   Menentukan nilai tes/kuis yang telah dilaksanakan setelah siswa bekerja dalam kelompok. Missal nilai kuis I, nilai kuis II, atau rata-rata nilai kuis I dan nilai kuis II kepada setiap siswa yang kita sebut nilai kuis terkini.
3.   Menentukan nilai peningkatan hasil beajar yang besarnya ditentukan berdasarkan selisih nilai kuis terkini dan nilai dasar (awal) masing-masing siswa dengan menggunakan criteria berikut ini:

§  Criteria nilai peningkatan.
b  Nilai kuis/tes terkini turun lebih dari 10 poin dibawah nilai awal 5.
b  Nilai kuis/tes terkini turun 1 sampai dengan 10 poin dibawah nilai awal 10.
b  Nilai kuis/tes terkini sama dengan nilai awal sampai dengan 10 diatas nilai awal 20.
b  Nilai kuis/tes terkini lebih dari 10 diatas nilai awal 30.
      Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rata-rata nilai peningkatan yang diperoleh masing-masing kelompok dengan memberikan predikat cukup, baik, sangat baik dan sempurna.
§  Criteria untuk status kelompok.
b  Cukup, bilarata-rata nilai peningkatan keompok < 15.
b  Baik, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok  rata-rata nilai peningkatan kelompok < 20.
b  Sangat baik, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok  Rata-rata nilai peningkatan kelompok < 25.
b  Sempurna apabila peningkatan kelompok  (http://choiroe.blogspot.com/2010/04/model-pembelajaran-tai.html)

F.      Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif ( Cooperatif Learning )  type TAI ( Team Assited Individualization ) terhadap Pembelajaran Matematika (Pemahaman Trigonometri SMA)
¯  Rumus jumlah dan selisih dua sudut
Untuk pembahasan rumus-rumus jumlah dan selisih dua sudut yang cukup banyak ini, sebenarnya cukup dibuktikan satu rumus saja yang dibuktikan dengan bimbingan guru, sedangkan yang lainnya dengan strategi pembelajaran kooperatif yaitu type TAI ( Team Assited Individualization ) dapat dibuktikan sendiri oleh siswa sehingga diperoleh pemahaman yang relational, agar dapat ditingkatkan menjadi pengetahuan siap maka siswa siharapkan saling berdiskusi unruk membuat mnemonic (jembatan keledai) untuk itu.
Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Dengan menggunakan lembar kerja dibuktikan salah satu rumus, dengan tugas diskusi kelompok (digunakan type TAI).
Telah dipelajari bahwa jarak dua titik  ke titik  adalah  sehingga
         = ……   ……   ……   ……   ……   ……
         =
         = (…  … …)    
Dengan aturan kosinus yang telah dipelajari dikelas X, bahwa:
            Sehingga  (… …)
                           (…    (… …))      
            Dari  dan  dapat ditarik kesimpulan bahwa
          
            Sehingga
         
            Jadi
           Guru mengawasi diskusi masing-masing kelompok, dan jika dipandang sekiranya
      guru perlu member arahan (dengan bijaksana) agar menuju kesimpulan
            
b.   Dengan menggunakan rumus diatas, dan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif type TAI siswa berkooperatif membuktikan rumus-rumus lewat bantuan:
5     
5     
5     
5     
5     
¯  Rumus sudut ganda
     Rumus untuk sudut-sudut rangkap digunakan strategi yang sama dengan cara menghasilkan rumus diatas, dengan:
5     
5     
5     

              Agar diperoleh rumus:
5     
5     
           
5     
Diharapkan harus benar-benar pada relational understanding dan akhirnya menjadi pengetahuan siap.
¯  Rumus jumlah dan selisih fungsi trigonometri
Rumus rumus penjumlahan ditempuh strategi yang mirip dengan strategi untuk rumus penjumlahan diatas sebagai contoh sekaligus diharapkan menjadi motivasi dengan harapan diperoleh rational understanding degan merefleksikan pemahaman yang sudah dimilikinya dan dengan bantuan lembar tugas siswa yang dibimbing membuktikan rumus berikut dengan lembar tugas sebagai berikut:


















BAB III
PENUTUP

     Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa Model Pembelajaran Kooperatif type TAI (Team Assisted Individualization) merupakan Model Pembelajaran yang menonjolkan efek social yang dapat mempengaruhi psikologi murid baik secara individu maupun kelompok. Oleh sebab itu sangat penting ketika diaplikasikan metode ini didalam kelas untuk mngefektifkan kegiatan didalam kelas. Dala model pembelajaran kooperatif tipe TAI(Team Assisted Individualization) bisa didapatkan berbagai skill yang didapat oleh murid dan kemudahan dalam menyampaikan materi terutama matematika di dalam pengajaran.



DAFTAR PUSTAKA
Evalina & Hartini. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghina Indonesia
Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Cat ke-2. Jakarta: Kencana
Adhitya, Sthefani. 2012. Skripsi. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Type TAI (Team Assisted Individualization) terhadap keterampilan berfikirKreatif Matematis siswa kelas VII Semester II pada pokok bahasan Bangun Datar Segi Empat di SMP Negeri 4 kota Corebon. Cirebon. IAIN Syekh Nurjati. Tidak dipublikasikan.
Nurhalimah, Sri. 2012. Skripsi. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metodde TAI (Teams Accelerated Instruction) terhadap prestasi belajar Matematika siswa. Cirebon. IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Tidak dipublikasikan.