Rabu, 06 Maret 2013
Selasa, 05 Maret 2013
Aritmatika Sosial
Dalam dunia perdagangan banyak diterapkan simulasi ekonomi dalam Arirmatika Sosial. Misalnya, Aritmatika dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perdagangan tentang Harga Jual, Harga Beli, Laba, Rugi dan bahkan Persentasenya yang kemudian mampu menghitung Bruto, Netto, Tara dan Diskon.
Seperti yang kita ketahui di swalayan atau toko buku, biasanya barang dijual dalam jumlah banyak ( grosir ). Harga barang yang dijual dalam jumlah banyak biasanya lebih rendah dari pada jika dijual secara eceran. Bandingkan jika kita membelibuku tulis dalam jumlah banyak ditoko buku dengan membeli secara eceran ditoko dekat rumah. Dalam materi yang akan kita pelajari berikut ini merupakan penggunaan aljabar dalam kehidupan sehari-hari.
1. Menghitung Nilai Keseluruhan, Nilai Perunit dan Nilai Sebagian
1) Misalkan seorang pemilik toko menjual satu kotak karet penghapus dengan harga Rp. 8.400,00. Ternyata dalam satu kotak terdapat 12 buah karet penghapus dan pemilik toko menjualnya dengan harga Rp. 700,00. Dalam hal ini harga satu kotak karet penghapus adalah Rp. 8.400,00 disebut nilai keseluruhan, sedangkan harga satu buah karet penghapus adalah Rp. 700,00 di sebut nilai perunit.
Contoh Soal.
Seorang pedagang buah membeli 12 buah durian, ia membayar dengan 3 buah lembar uang seratus ribuan dan mendapat uang kembalian sebesar Rp. 30.000,00.
a. Tentukan harga pembelian seluruhnya!
b. Tentukan harga pembelian tiap buah!
c. Jika pedagang tersebut hanya membeli 8 buah durian, berapakah ia harus membayar?
Penyelesaian :
a. Harga pembelian = ( 3 x Rp. 100.000,00 ) – Rp. 30.000,00
= Rp. 300.000,00 – Rp. 30.000,00
= Rp. 270.000,00
Jadi pembelian seluruhnya adalah Rp. 270.000,00
b. Harga durian perbuah = Rp. 270.000,00
12
= Rp. 22.500,00
Jadi harga tiap buah durian itu adalah Rp. 22.500,00
c. Harga 8 buah = 8 x Rp. 22.500,00
= Rp. 180. 000,00
Jadi harga 8 buah durian adalah Rp. 180.000,00
2) Pak Karjo menjual 5.000 buah genteng kepada pembeli dengan harga Rp. 550.000,00 per 1.000. Hitunglah jumlah uang yang di terima Pak Karjo dari hasil penjualan genteng tersebut?
Penyelesaian :
Harga genteng per 1.000 buah = Rp. 550.000,00
Maka harga 5.000 buah = Rp. 550.000,00 x 5.000
= Rp. 2.750.000,00
Jadi jumlah uang yang diterima Pak Kaejo adalah Rp. 2.750.000,00
2. Harga Pembelian, Harga Penjualan, Untung dan Rugi
Misalkan, Pak Simit membeli televisi dengan harga Rp. 1.250.000,00. Sebulan kemudian televisi tersebut di jual dengan harga Rp. 1.400.00,00. Dalam hal ini, Pak Simit mengalami untung Rp. 150.000,00. Jika Pak Simit hanya mampu menjual dengan harga Rp. 1.050.000,00, dikatakan Pak Simit mengalami rugi Rp. 200.000,00. Dari uraian tersebut dapat disimpilkan sebagai berikut :
Harga beli adalah harga barang dari pabrik, grosir, atau tempat lainnya, harga beli sering disebut modal. Dalam situasi tertentu, modal adalah harga beli ditambah dengan ongkos atau biaya lainnya.
Harga jual adalah harga barang yang ditetapkan oleh pedagang kepada pembeli. Untung atau laba adalah selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian jika harga penjualan lebih dari harga pembelian.
Laba = Harga Jual – Harga Beli
Rugi adalah selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian jika harga penjualan kurang dari harga pembelian.
Rugi = Harga Beli – Harga Jual
Bisa disimpulkan bahwa seorang pedagang jika memperoleh haraga jual lebih besar dari harga beli maka dikatakan pedagang tersebut memperoleh harga ( untung ). Sebaliknya jika harga jual yang diterima lebih kecil dari harga beli maka pedaganng tersebut mengalami kerugian ( tekor ).
Contoh Soal.
1) seorang pedagang ayam membeli 8 ekor anak ayam dengan harga Rp. 4.000,00 per ekor, setelah 3 bulan di oelihara, 2 ekor ayam meninggal dan sisanya dijual dengan harga Rp. 12.000,00 per ekor. Kalau selama 3 bulan memerlukan biaya pemeliharaan sebesar Rp. 15.000,00. Hitunglah :
a. Harga pembelian
b. Harga penjualan
c. Besarnya untung atau rugi
Penyelesaian :
a. Harga pembelian = 8 x Rp. 4.000,00 = Rp. 32.000,00
Biaya pemeliharaan selama 3 bulan = Rp. 15.000,00 +
Modal = Rp. 47.000,00
Jadi harga pembelian 8 ayam dan biaya pemeliharaan selama 3 bulan adalah Rp. 47.000,00
b. Harga penjualan = ( 8 - 2 ) x Rp. 12.000,00 = Rp. 72.000,00
Jadi harga penjualannya adalah Rp. 72.00,00
c. Karena harga penjualan > harga pembelian, maka pedagang tersebut mengalami keuntungan.
Besarnya : Rp. 72.000,00 – Rp. 47.000,00 = Rp. 25.000,00.
2) Ibu Yanti membeli satu keranjang yang berisi mangga 50 kg dengan harga Rp. 175.000,00. Ia menjual 40 kg dengan harga Rp. 4.000,00 per kg dan sisanya busuk sehingga tidak laku untuk di jual. Berapa rupiah kerugian yang dialami ibu Yanti?
Penyelesaian :
Harga beli 50 kg = Rp. 175.000,00
Harga jual 40 kg = 40 x Rp. 4.000,00 = Rp. 160.000,00
Karena harga jual < harga beli maka ibu Yanti mengalammi kerugian.
Besarnya : Rp. 175.000,00 – Rp. 160.000,00 = Rp. 15.000,00
3) Seorang pedagang membeli 7 buah sepeda dengan harga rata-rata Rp. 250.000,00 per buah. Kemudian ia menjual 4 buah sepeda dengan harga Rp. 300.000,00 per buah dan sisanya dijual dengan harga Rp. 250.000,00 per buah. Tentukan laba yang didapatoleh pedaganng tersebut!
Penyelesaian :
Harga beli 7 buah sepeda = 7 x Rp. 250.000,00 = Rp. 1.750.000,00
Harga jual 4 buah sepeda = 4 x Rp. 300.000,00 = Rp. 1.200.000,00
Harga jual 3 buah sepeda = 3 x Rp. 250.000,00 = Rp. 750.000,00
Harga jual seluruhnya = Rp. 1.200.00,00 + Rp. 750.000,00
= Rp. 1.950.000,00
Laba = Rp. 1.950.000,00 – Rp. 1.750.000,00
= Rp. 200.000,00
Jadi keuntungan pedagang sepeda adalah Rp. 200.000,00
3. Presentase Untung dan Rugi
a. Menentukan Presentase Untung dan Rugi
Persen artinya persaratus. Persen ditulis dalam bentuk P % dengan P bilangan real. Dalam perdagangan, besar untung atau rugi terhadap harga pembelian biasanya dinyatakan dalam bentuk persen.
Presentase Untung = Untung X 100 %
Harga Pembelian
Presentase Rugi = Rugi X 100 %
Harga Pembelian
Contoh Soal :
1) Seorang pedagang membeli 1 kw beras dengan harga Rp. 6.000,00 per kg. Pedagang itu menjual beras tersebut dan memperoleh uang sebanyak Rp. 620.000,00. Tentukan presentase untung atau rugi pedagang tersebut!
Penyelesaian :
Harga pembelian = 100 x Rp. 6.000,00 = Rp. 600.000,00
Harga penjualan = Rp. 620.000,00
Harga penjualan lebih dari harga pembelian maka pedagang itu mengalammi untung.
Besarnya : Rp. 620.000,00 – Rp. 600.000,00 = Rp. 20.000,00
Presentase keuntungan pedagang adalah :
Untung X 100 = Rp. 20.000,00 X 100 % = 3,33 %
Harga pembelian Rp. 600.000,00
2) Seorang petani membeli sebuah rumah dengan harga 25 juta rupiah. Kemudian ia menjual kembali rumah tersebut dengan harga 27 juta rupiah. Tentukan untung atau rugi petani tersebut!
Penyelesaian :
Harga beli ( B ) = Rp. 25.000.000,00
Harga jual ( J ) = Rp. 27.000.000,00
Jika J > B maka kita dapat menghitung keuntungan sebagai berikut :
Keuntungan ( U ) = hargta jual – harga beli
= Rp. 27.000.000,00 – Rp.25.000.000,00
= Rp. 2.000.000,00
Adapun presentase keuntungan dapat di hitung dengan cara sebagai berikut :
Presentase keuntungan = keuntungan X 100 %
Harga beli
= Rp. 2.000.000,00 X 100 %
Rp. 25.000.000,00
= 2 X 100 % = 8 %
5
b. Menentukan Harga Pemjumlahan dan Pembelian jika Presentase Untung atau Rugi Diketahui
Jika presentase untung atau rugi diketahui, kita dapat menghitung harga beli atau harga jualnya.
Kita telah mengetahui bahwa untung ( laba ) sama dengan harga penjualan dikurangi harga pembelian, maka :
1. Harga penjualan sama dengan = harga pembelian + untung
2. Harga pembelian = harga penjualan + untung
Kita juga telah mengetahui bahwa :
Rugi = Harga pembelian – Harga penjualan, maka :
1. Harga penjualan = Harga penjualan – Rugi
2. Harga pembe,lian = Harga penjualan + Rugi
Contoh Soal :
1) Seorang pedagang menjual suatu barang dengan harga Rp. 210.000,00 dan mendapat untung 5 % dari harga beli. Tentukan harga beli barang tersebut.
Penyelesaian.
Harga penjualan = Harga pembelian + untung
Rp. 210.000,00 = Harga pembelian + 5% harga pembelian
= 100% harga pembelian + 5% harga pembelian
= ( 100% + 5% ) harga pembelian
= 105 x Harga pembelian
100
Harga pembelian = Rp. 210.000,00 : 105
100
= Rp. 210.000,00 x 105
100
= Rp. 200.000,00
2) Pak Burhan membeli pesawat televisi dengan hargga Rp. 1.500.000,00. Setelah beberapa waktu dijual ternyata mengalami rugi sebesar 15%. Berapa rupiah harga jualnya?
Penyelesaian :
Rugi = 15% dari Rp. 1.500.000,00 = 15 x Rp. 1.500.000,00 = Rp. 225.000,00
100
Harga Jual = Rp. 1.500.00,00 – Rp. 225.000,00
= Rp. 1.725.000,00
4. Melakukan Perhitungan Perdagangan yang melibatkan Rabat, Diskon, Bruto, Netto, Tarra dan Pajak
1. Rabat atau diskon
Sebuah toko memberikan rabat apabila pembelian suatu barang dalam jumlah banyak, sedangkan diskon diberikan pada saat-saat tertentu, misalnya: hari raya, tahun baru untuk menarik para pembelinya. Rabat atau diskon biasa disebut korting atau potongan harga (pengurangan harga yang diberikan oleh penjual kepada pembeli)
Contoh :
Toko "Laris" sedangmenggelardiskon 20% untuksemuabarang, Tania membeli tas di tokotersebut yang harganyaRp 45.000,00. Berapa rupiah Tania harusmembayar?
Penyelesaian :
Harga semula = Rp 45.000,00
Diskon 20% = 20 × Rp 45.000,00
100
= Rp 9.000,00
Harga yang harus dibayar Tania = harga semula - diskon
= Rp 45.000,00 - Rp 9.000,00
= Rp 36.000,00
2.Brutto, Netto, Tarra
Seorang pedagang beras menerima kiriman 20 karung beras dari Bulog. Pada setiap karung tertera tulisan:
Setelah dicoba untuk ditimbang ulang oleh karyawannya ternyata didapat berat beras saja sebanyak 98 kg, dan berat karung (tara) saja sebanyak 2 kg.
Berat bruto beras dalam karung adalah berat beras itu beserta berat karungnya.
Berat netto beras dalam karung adalah berat beras itu tanpa berat karungnya.
Bruto disebut juga berat kotor, sedangkan netto disebut juga berat bersih. Selisih berat bruto dan netto disebut "tara"
Contoh :
Seorang pedagang membeli 1 karung gula pasir dengan berat seluruhnya 50 kg di antara 2%. Berapa yang harus dibayar pedagang, jika harga 1 kg gula pasir Rp6.500,00 per kg.
Penyelesaian :
Tara 2% = 20 × 50 kg
100
= 1 kg
Netto = bruto - tara
= 50 kg - 1 kg
= 49 kg
Harga yang harus dibayar = netto × harga per satuan berat
= 49 × Rp6.500,00
= Rp 318.500,00
3.Pajak
a. Pajak Penghasilan (PPh)
Pegawai negeri atau pegawai tetap pada perusahaan swasta dikenakan pajak atas penghasilan kena pajaknya yang disebut dengan Pajak Penghasilan (PPh). Pajak penghasilan (PPh) dinyatakan dalam persen, umumnya 15%. Dengan adanya pajak penghasilan, didapat hubungan:
Gaji yang diterima pegawai = gaji bruto (mula-mula) - pajak penghasilan
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Pajak pertambahan nilai dikenakan kepada barang-barang yang di beli oleh konsumen. Pajak pertambahan nilai (PPN) dinyatakan dalam persen, umumnya 10%. Dengan adanya pajak pertambahan nilai, maka diperoleh hubungan :
Hargabelikonsumen = hargamula-mula + pajakpertambahannilai
Contoh :
Pak Jokoseorangpegawaitetap perusahaanmendapatgajisebesar
Rp 1.500.000,00, besarpajakpenghasilannya 15%.
Jika Pak Jokoinginmembelisebuah TV denganhargasebesar Rp1.000.000,00dandikenakan PPN sebesar 10%.
a. Berapabesargaji Pak Joko yang diterima
b. Berapa rupiah Pak Jokoharusmembayarhargasebuah TV?
Penyelesaian:
a. PPh 15% = 15% × Rp1.500.000,00
= Rp225.000,00
Besar gaji yang diterima = Rp1.500.000,00 - Rp225.000,00
= Rp1.275.000,00
b. PPN 10% = 10% × Rp1.000.000,00
= Rp100.000,00
TV yang harus dibayar = Rp1.000.000,00 + Rp100.000,00
= Rp1.100.000,00
c. Perhitungan persen dalam soal-soal tabungan dan koperasi
Contoh :
Bu Maharani meminjam uang di koperasi sebesar Rp. 500.000,00 denganbunga 1% perbulan.
Jika Bu Maharani inginmengangsurselama 8 bulan, berapakah angsuran per bulan ?
Penyelesaian :
Besar pinjaman :Rp. 500.000,00
Bunga 1 bulan
= 1% maka bunga 8 bulan = 8%
Besar bunga selama 8 bulan = 8 × Rp500.000,00
100
= Rp 40.000,00
Besar pinjaman bunga selama 8 bulan = Rp 500.000,00 + Rp 40.000,00
= Rp 540.000,00
Besarangsuran per bulan = Rp. 540.000,00 = Rp 67.500,00
8
Jadi Bu Maharani harusmengangsur perbulan sebesar Rp 67.500,00
Rabu, 27 Februari 2013
MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF LEARNING
TYPE TAI
( Team Assisted
Individualy )
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Matematika
ialah sebagai mata pelajaran yang membekali siswanya untuk memiliki kemampuan
berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta mampu bekerja
sama, hal tersebut masih banyak kurang diminati oleh para siswa. Dari hasil
pengalaman penulis, bahwasannya banyak siswa yang merasa takut, kurang senang,
dan menemui kesulitan dalam menghadapi pelajaran matematika. Tidak jarang juga
dari siswa mengeluhkan bahwa matematika dianggapnya sebagai mata pelajaran yang
membosankan, menjenuhkan, ataupun sejenisnya yang bernilai negative termasuk
yang pernah penulis alami.
Meskipun
dalam proses belajar mengajar sudah berkembang dengan adanya komponen-komponen
seperti model, strategi, pendekatan, metode, dan tehnik yang dikembangkan untuk
meningkatkan minat belajar dari siswa serta untuk mencapai tujuan utama
pembelajaran yaitu adanya keberhasilan siswa dalam belajar dalam rangka
pendidikan baik dalam suatu mata pelajaran maupun pendidikan pada umumnya,
namun semua itu belum cukup untuk menghilangkan kesan negative yang sudah
melekat pada siswa.
Kegiatan
belajar mengajar disekolah menunjukan bahwa banyak model pembelajaran yang dikembangkan,
namun masih jarang yang digunakan dalam proses pembelajaraan. Adanya
kecenderungan untuk melakukan pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher
Centred) masih lebih dominan dilakukan dari pada pembelajaran yang berpusat
pada siswa (Student Oriented). Hal ini disebabkan adanya perasaan ribet ataupun
terlalu banyak hal yang harus disiapkan ataupun kurangnya pengetahuan guru
tentang model-model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan
kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah
memperhatikan kondisi siswa, sifat dari materi bahan yang akan diajarkan,
fasilitas dan media yang tersedia, dan kondisi dari guru itu sendiri.
Cooperative
Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai
alternative langkah untuk mengatasi permasalahan diatas. Cooperative Learning
yang memiliki berbagai type sangat memungkinkan dilakukan dengan menyesuaikan
kondisi siswa, sifat dari materi bahan yang akan diajarkan, fasilitas dan media
yang tersedia, dan kondisi dari guru itu sendiri.
Berikut ini penulis akan sajikan Model
Pembelajaran Cooperative Learning type TAI (Team Assisted Individualy) dan
implementasinya dalam pembelajaran matematika.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud model pembelajaran Kooperatif ( Cooperatif Learning ) type TAI ( Team Assited Individualization )?
2.
Apa kelebihan dan kelemahan model pembelajaran
Kooperatif ( Cooperatif Learning )
type TAI ( Team Assited Individualization
) ?
3.
Apa langkah-langkah model pembelajaran Kooperatif ( Cooperatif Learning ) type TAI ( Team Assited Individualization )?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Memahami
pengertian model pembelajaran pembelajaran Kooperatif ( Cooperatif Learning ) type
TAI ( Team Assited Individualization ).
2. Memahami
kriteria dan prinsip model pembelajaran Kooperatif ( Cooperatif Learning ) type
TAI ( Team Assited Individualization ).
3. Mengetahui
peranan & kegunaan model pembelajaran Kooperatif ( Cooperatif Learning ) type TAI ( Team
Assited Individualization ) pada
pembelajaran matematika.
D. Manfaat Penulisan Makalah
1. Bagi Calon
Tenaga Pendidik
Sebagai bahan masukan bagi calon tenaga pendidik mengenai penggunaan model
TAI ( Team Assited Individualization ) pada pembelajaran matematika yang efektif
bagi belajar siswa.
2.
Bagi Dosen
Sebagai masukan bagi dosen apabila ada hal yang belum sesuai materinya
dengan yang dosen ketahui. Selain itu, bisa memberikan saran dan kritikan atas
selesainya makalah ini apabila materinya ada yang tidak sesuai harapan.
3.
Bagi Lembaga Pendidikan
Sebagai masukan yang dapat digunakan dalam rangka memperbaiki kualitas
model pembelajaran yang efektif bagi siswa di lingkungan sekolah.
E. Sistematika Penulisan Makalah
Pada Bab I Pendahuluan membahas
tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan makalah,
manfaat penulisan makalah yang ditujukan bagi calon tenaga
pendidik, dosen, dan lembaga pendidikan. Serta sistematika penulisan
makalah.
Bab II Pembahasan membahas
tentang pengertian model pembelajaran TAI ( Team Assited Individualization ) dan pembelajaran matematika,
kriteria dan prinsip model pembelajaran, peranan dan kegunaan model
pembelajaran, fungsi model TAI( Team
Assited Individualization ) dalam
pembelajaran matematika, model pembelajaran matematika sarana efektif belajar
siswa, kelebihan dan kekurangan menggunakan model TAI( Team Assited Individualization )
dalam pembelajaran matematika.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Model
Pembelajaran Kooperatif ( Cooperatif Learning )
(Isjoni, 2009:15) Cooperatif Learning berasal dari kata Cooperative yang artinya mengerjakan suatu secara bersama-sama
dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.
Salvin (1995) mengemukakan, “In
cooperative learning methods, students work together in four member teams
material initially presented by the teacher”. Dari pemaparan tersebut dapat
dikemukakan bahwa cooperative learning
adalah salah satu model pembelajaran dimana system belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecol yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga
merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini
banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan kegiatan belajar mengajar yang
berpusat pada siswa (Students Oriented),
terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan
siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan
tidak peduli pada yang lain. Model pembelajaran ini telah terbukti dipergunakan
dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia.
Tujuan pelaksanaan model cooperative learning membutuhkan
partisipasi kerja sama dalam kelompok belajar. Cooperative learning dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju
lebih baik, sikap tolong menolong dalam beberapa prilaku social. Tujuan utama
dalam penerapan model belajar mengajar cooperative
learning adalah agar peserta didik dapat belajar secara kelompok bersama
teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan
kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat
mereka secara berkelompok. (Adhitya, Sthefani. 2012 : 13-14)
Kategori tujuan dalam pembelajaran
kooperatif:
1. Individual:
Keberhasilan seseorang ditentukan oleh
orang itu sendiri tidak dipengaruhi oleh orang lain.
2. Kompetitif:
keberhasilan seseorang dicapai karena
kegagalan orang lain (ada ketergantungan negative).
3. Kooperatif:
Keberhasilan seseorang karena
keberhasilan orang lain, orang tidak dapat menghasilkan keberhasilan dengan
sendirian.
Langkah-langkah
umum Pembelajaran Kooperatif (Sintaks):
1. Berikan
informasi dan sampaikan tujuan serta scenario pembelajaran.
2. Organisasikan
siswa/peserta didik dalam kelompok Kooperatif.
3. Bombing
siswa/peserta didik untuk melakukan kegiatan/berkooperatif.
4. Evaluasi.
5. Berikan
penghargaan.
Contoh
beberapa keterampilan dalam Pembelajaran Kooperatif:
1. Berbagi
tugas.
2. Mengambil
bagian.
3. Tetap
berada dalam tugas.
4. Mengajukan
pertanyaan.
5. Mendengar
dengan aktif.
6. Bekerja
sama.
7. Membantu
teman. (Riyanto, 2009: 267-268)
B.
Pendekatan
Belajar Kooperatif
Pendekatan belajar kooperatif sangat
dikenal pada tahun 1990-an (Duffy & Cunninghan, 1996). Oxford Dictionary (1992) mendefinisikan
kooperasi (cooperation) sebagai
“bersedia untuk membantu” (to be of
assistance or be willing to assist). Kooperatif juga berarti bekerja sama
untuk untuk memcapai tujuan secara efektif dan efesien. Menurut Salvin (1987),
belajar kooperatif dapat membantu siswa dalam mendefinisikan struktur motivasi
dan organisasi untuk menumbuhkan kemitraan yang bersifat kolaboratif (collaborative partnership).
Pengelompokan siswa merupakan salah satu
strategi yang dianjurkan sebagai cara siswa untuk saling berbagi pendapat,
berargumrntasi dan mengembangkan berbagai alternative pandangan dalam upaya
konstruksi pengetahuan. 3 (tiga) konsep yang melandasi metode kooperatif
sebagai berikut:
a. Team rewards:
Tim akan mendapatkan hadian bila mereka mencapai criteria tertentu yang di tetapkan.
b. Individual accountability:
Keberhasilan tim tergantung dari hasil belajar individual dari semua anggota tim. Penanggung jawab
berpusat pada kegiatan anggota tim dalam membantu belajar satu sama lain dan
memastikan bahwa setip anggota siap untuk kuis atau penilaian lainnya tanpa
bantuan teman sekelompoknya.
c. Equal opportunities for success:
setiap siswa memberikan kontribusi kepada timnya dengan cara memperbaiki hasil
belajarnya sendiri yang terdahulu.
Kontribusi dari semua anggota kelompok dinilai.
Pendekatan belajar kooperatif menganut lima perinsip
utama yaitu:
a. Saling
ketergantungan positif
Arti
ketergantungan dalam hal ini adalah keberhasilan kelompok merupakan hasil kerja
keras seluruh anggotanya. Setiap anggota berperan aktif dan mempunyai andil
sama terhadap keberhasilan kelompok.
b. Tanggung
jawab perseorangan
Tenggung
jawab perseorangan muncul ketika seorang anggota kelompok bertugas untuk menyajikan
yang terbaik dihadapan guru dan teman-teman sekelas lainnya. Anggota yang tidak
bertugas, dapat melakukan pengamatan terhadap situasi kelas, kemudian mencatat
hasilnya agar dapat didiskusikan dalam kelompoknya.
c. Interaksi
tatap muka
Bertatap
muka merupakan suatu kesempatan yang baik bagi anggota kelompok atau
berinteraksi memecahkan masalah bersama, disamping membahas materi pelajaran.
Anggota dilatih untuk menjelaskan masalah belajar masing-masing, juga diberi
kesempatan untuk mengajarkan apa yang dikuasainya kepada teman satu kelompok.
d. Komunikasi
antar anggota
Model
pembelajaran kooperatif juga menghendaki agar para anggota dibekali dengan
berbagai keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskkan siswa dalam kelompok,
pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi . keberhasilan suatu
kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling
mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapatnya. Setiap siswa
memperoleh kesempatan berlatih mengenai cara-cara berkomunikasi secara efektif
sebgaimana pendapat orang lain tanpa menyinggung perasaan orang tersebut.
e. Evaluasi
proses secara berkelompok.
Perlu dijadwalkan waktu khusus bagi
kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka
agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Cooperative learning juga merupakan
model pembelajaran yang menekankan aktifitas kolaboratif siswa dalam belajar
yang berbentuk kelompok, mempelajari materi pelajaran, dan memecahkan masalah
secara kolektif kooperarif. Pendekatan belajar menuntut adanya modifikasi
tujuan pembelajaran dari sekedar penyampaian informasi (transfer of information) menjadi konstruktif pengetahuan (contruction of knowledge) oleh individu
melalui belajar berkelompok. Meskipun demikian, prinsip ini sering kali tidak
nampak jelas, karena dari berbagai literature tentang belajar kooperatif dan kolaboratif, informasi petunjuk dan
pelaksanaan belajar kooperatif pada umumnya menitikberatkan kepada struktur dan
manajemen pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dalam hal distribusi jender,
jumlah siswa dalam kelas, serta strategi pembagian tugas. Dengan demikian,
semua siswa akan aktif dalam mengerjakan
tugas.
C.
Model
pembelajaran Kooperatif ( Cooperatif
Learning ) type TAI ( Team Assited
Individualization )
Metode TAI ( Team Assited Individualization ) merupakan salah satu metode dari
model pembelajaran kooperatif, yang menggabungkan antara belajar kelompok
dengan belajar individual. Selain itu, metode TAI ( Team Assited Individualization ) merupakan salah satu metode
pengajaran yang mana guru memberi suatu persoalan atau masalah kepada murid,
dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan
masalah-masalah itu dengan teman-temannya (kerja kelompok). Dalam kerja
kelompok murid dapat mengemukakan pendapat, menyangkal pendapat orang lain,
mengajukan usul-usul dan mengajukan saran-saran dalam rangka pemecahan masalah
yang ditinjau dari berbagai segi. (Nurhaliman, Sri. 2012 : 23-24)
Dalam metodde TAI ( Team Assited Individualization ) para siswa dibagi kedalam tim
belajar yang terdiri atas empat orang siswa yang rata-rata memiliki tingkat
kemampuan yang sama, terlepas dia berbeda jenis kelamin dan latar belakang
etniknya. Guru menyampaikan pelajaran lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk
memastikan bahwa semua tim sudah menguasai pelajaran, metode TAI ( Team Assited Individualization ) menggunakan campuran kemampuan semua anggota
dalam kelompok dan memberikan serifikat atau penghargaan lainnya untuk kinerja
tim yang mendapat hasil yang terbaik. Type TAI ( Team Assited Individualization ) berbeda dengan model pembelajaran
kooperatif lainnya. Untuk metode type TAI (
Team Assited Individualization ) pembelajaran dilakukan dengan melakukan
pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual. TAI ( Team Assited Individualization )
dirancang khusus untuk mengajarkan matematika kepada siswa kelas III-VII (
kelas tinggi yang belum siap menerima aljabar lengkap ).
Dalam TAI ( Team Assited Individualization ) para siswa memasuki tahap
pembelajaran individual berdasarkan hasil penempatan dan kemudian melanjutkan
dengan hasil kemampuannya sendiri. Secara umum, anggota kelompok bekerja pada
unit pelejaran yang berbeda. Teman satu tim saling memeriksa hasil kerja masing-masing
dengan menggunakan lembar jawaban dan saling membantu dalam menyelesaikan
masalah. Unit tes terahir akan dilakukan tanpa bantuan teman satu tim dan
skornya akan dihitung dengan monitor siswa. Tiap minggu guru menjumlahkan angka dan tiap unit yang telah diselesaikan semua
anggota tim dan memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya untuk tim yang
melebihi skor yang didasarkan pada angka tes terahir yang telah dilakukan,
dengan point ekstra untuk lembar jawaban yang sempurna dan pekerjaan rumah yang
telah diselesaikan.
Dengan TAI ( Team Assited Individualization ) siswa dapat melakukan proses
belajar pada tingkat kemampuan mereka sendiri, jadi apabila mereka tidak
memenuhi syarat untuk kemampuan selanjutnya mereka dapat membangun dasar yang
kuat sebelum mereka melanjutkan materi berikutnya.
TAI (
Team Assited Individualization ) dirancang untuk menyelesaikan
masalah-masalah teoritis dan praktis dari system pengajaran individual serta
dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengolahan rutin.
Dalam metode ini, guru akan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengajar
kelompok kelompok kecil. Operasional program tersebut akan sedemikian sederhana
sehingga para siswa dikelas tinggi akan mudah melakukannya. Para siswa akan
termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan
akurat, dan tidak akan bisa berbuat curang atau menemukan jaan pintas. (skripsi
: 18-20)
Berarti ciri khasnya model pembelajaran
type TAI ( Team Assited Individualization
) ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang
telah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual itu sendiri di berikan
kepada setiap kelompok dan didiskusikan dan dibahas oleh anggota kelompok, dan
semua anggota kelompok ataupun seluruh anggota kelompok bertanggung jawab atas
jawaban hasil diskusi tersebut sebagai tanggung jawab bersama.
Pembelajaran type TAI ( Team Assited Individualization ) di
kembangkan oleh Slavin. Type ini
mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran
individual. Type ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara
individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan
untuk pemecahan masalah. (Nurhalimah, Sri. 2012 : 24)
Pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh
para ahli mengenai pengertian metode TAI (
Team Assited Individualization ):
1. Menurut
Salvin, Metode TAI adalah metode yang dikombinasikan dengan keunggulan
pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Type ini dirancang untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual.
2. Menurut
Semiwan ( 1990:76 ) Metode TAI adalah suatu cara penyampaian meteripelajaran
melalui sarana pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapi.
3. Menurut
Suryosubroto ( 1997:179 ) mengemukakan metode diskusi atau kerja kelompok
adalah suatu cara penyajian bahan pengajaran dengan guru memberikan kesempatan
kepada siswa atau kelompok-kelompok untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna
mengumpulkan pendapat, membuaat kesimpulan, atau menyusun keberbagai alternative
pemecahan suatu masalah.
Di dalam TAI sendiri misalnya,
metode, strategi, dan model pembelajaran yang digunakan adalah:
Tabel
3
Model,
Strategi, dan Metode Pembelajaran
Model
Pembelajaran
|
Strategi
|
Metode
|
Peer
Teaching
Learning
Turnament
|
Peer
lessons
Kelompok belajar
kecil
|
§ Ceramah
§ Ekspositori
§ Kerja
kelompok
§ Latihan
terbimbing
|
Menurut Salvin ( 1995 ) yang dikutip
oleh Unay Nurmansyah ( 2005:19 ) menjelaskan bahwa ada beberapa tahapan dalam
model TAI ( Team Assited
Individualization ) yaitu:
a) Penyajian
kelas (class presentation)
b) Kelompok
(team)
c) Kelompok
belajar (teams study)
d) Tes
(test)
e) Penilaian
kelompok dan pengakuan kelompok (team
score and team recognation)
Adapun criteria pengakuan kelompok TAI ( Team Assited Individualization ) yang
dimaksudkan disajikan dalam table berikut ini.
Tabel
4
Kriteria
Pengakuan Kelompok
Nilai
Rata-Rata Kelompok
|
Pengakuan
Kelompok
|
7,50
– 10,00
|
Super
Team
|
6,50
– 7,49
|
Great
Team
|
5,50
– 6,49
|
Good
Team
|
4,50
– 5,49
|
Medium
Team
|
1,00
– 4,49
|
Bad
Team
|
Salvin
( 2009 : 195 – 200 ) Model pembelajaran TAI ( Team Assited Individualization ) memiliki 8 ( delapan ) komponen,
yaitu:
a. Teams,
yaitu pembentukan kelompok heterogen yang tersiri atas 4 ( empat ) sampai 6 (
enam ) siswa.
b. Placement test,
yaitu pemberian pre-tes kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa
agar guru mengetahui kelemahan siswa dalam bidang tertentu.
c. Student Creative,
melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana
keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan
kelompoknya.
d. Team Study,
yaitu tahepan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru
memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan.
e. Team Scores and Team Recognition,
yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan criteria
penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang
dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
f. Teaching Group,
yaitu pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas
kelompok.
g. Facts Test,
yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa
h. Whole Class Units,
yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhir waktu pembelajaran dengan
strategi pemecahan masalah. (Adhitya, Sthefani. 2012 : 18-19)
D.
Kelebihan
dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif type TAI ( Team Assited Individualization )
Model pembelajaran Kooperatif type TAI ( Team Assited Individualization )
mempunyai kelebihan dan kekurangan, antara lain sebagai berikut:
1. Kelebihan
² Meningkatkan
hasil belajar.
² Meningkatkan
motivasi belajar.
² Mengurangi
prilaku yang mengganggu dan konflik antar pribadi.
² Program
ini bisa membantu siswa yang lemah atau siswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami materi belajar.
² Model
pembelajaran Kooperatif type TAI ( Team
Assited Individualization ) mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
peserta didik dan mengurangi anggapan banyak peserta didik bahwa matematika itu
sulit.
² Pada
model pembelajaran Kooperatif type TAI (
Team Assited Individualization ) peserta didik mendapatkan penghargaan atas
usaha mereka.
² Melatih
peserta didik untuk bekerja secara kelompok, melatih keharmonisan dalam hidup
bersama atas dasar saling menghargai.
2. Kekurangan
² Tidak
semua mata pelajaran cocok diajarkan dengan menggunaka model pembelajaran Model
pembelajaran Kooperatif type TAI ( Team
Assited Individualization ).
²
Apabila model pembelajaran ini merupakan
model pembelajaran yang baru diketahui, kemungkinan peserta didik bingung,
sebagian peserta didik akan kehilangan rasa kepercayaan dirinya dan sebagian
akan mengganggu antar peserta didik lain.( http://fhykrie-sajja.blogspot.com/2012/03/makalah-model-pembelajaran-matematika.html )
E. Langkah – langkah Model
Pembelajaran pembelajaran
Kooperatif ( Cooperatif Learning
) type TAI ( Team Assited Individualization ).
Uraian tentang langkah langkah
pembelajaran Kooperatif dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu TAI ( Team Assited Individualization ) dalam
artian Accelerated dan TAI ( Team Assited Individualization ) dalam
artian Assisted. Dalam penulisan yang
lebih banyak dibahas adalah TAI ( Team
Assited Individualization ) dalam artian Assisted.
¯ Langkah-langkah
pembelajaran Kooperatif type (Team
Accelerated Instruction)
Kegiatan belajar dengan menggunakan
model ini dimulai dengan guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Biasanya
antara 4 – 6 siswa disetiap kelompoknya. Masing-masing siswa memperoleh bahan
ajar yang berbeda-beda diseduaikan dengan kemampuan siswa. Siswa berkemampuan
tinggi mendapatkan bahan ajar yang berbeda dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Selanjutnya siswa diminta mengerjakan beberapa soal. Tentu saja dengan
kualitas yang berbeda pula sesuai dengan kemampuan siswa. Setelah selesei
mengerjakan soal, hasil kerja siswa dalam kelompok dikumpulkan menjadi satu dan
dikoreksi silang dengan kelompok lain. Satu hal yang harus diperhatikan adalah
soal siswa yang berkemampuan tinggi harus dikoreksi oleh siswa yang
berkemampuan tinggi juga. Demikian juga dengan soal untuk siswa berkemampuan
sedang dan rendah. Jika hasil yang diperoleh memenuhi criteria ketuntasan yang
telah diterapkaan, maka siswa tersebut berhak mengikuti tes akhir. Bagi siswa
yang belum memenuhi standar tersebut akan diberikan beberapa soal lagi yang
tentu saja harus setara dengan soal sebelumnya sampai akhirnya memperoleh nilai
yang di inginkan oelh guru.
¯ Langkah-langkah pembelajaran
Kooperatif type TAI (Team Assisted Individualization).
a. Guru
memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara
individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
b. Guru
memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar
atau skor awal.
c. Guru
membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan
kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan ( tinggi, sedang dan rendah
. jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda
serta kesetaraan jender.
d. Hasil
belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi
kelompok setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
e. Guru memfasilitasi siswa dalam
membuat rangkuman, mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi
pembelajaran yang telah dipelajari.
f. Guru memberikan kuis secara
individual.
g. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari
skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).
Kemampuan
|
No
|
Nama
|
Ranking
|
Kelompok
|
Tinggi
|
1
|
Sakura Kouji
|
1
|
A
|
Tinggi
|
2
|
Ogami Rei
|
2
|
B
|
Tinggi
|
3
|
Toki
|
3
|
C
|
Tinggi
|
4
|
Yuki
|
4
|
D
|
Tekhnik
pembentukan dan pemberian penghargaan kelompok salah satu cara membentuk
kelompok berdasarkan kemampuan akademik seperti berikut ini:
Kemampuan
|
No
|
Nama
|
Ranking
|
Kelompok
|
Sedang
|
5
|
Saber
|
5
|
C
|
Sedang
|
6
|
Archer
|
6
|
B
|
Sedang
|
7
|
Gilgamesh
|
7
|
A
|
Sedang
|
8
|
Lionel
|
8
|
A
|
Kemampuan
|
No
|
Nama
|
Ranking
|
Kelompok
|
Rendah
|
9
|
Zien
|
9
|
D
|
Rendah
|
10
|
Hadesh
|
10
|
C
|
Rendah
|
11
|
Ryuka
|
11
|
B
|
Rendah
|
12
|
Shibuya
|
12
|
A
|
Menurut Salvin (1995) guru memberikan
penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil
belajar dari nilai dasar (awal) ke nilai kuis/tes setelah siswa bekerja dalam
kelompok. Cara-cara penentuan nilai penghargaan kepada kelompok dijelaskan
sebagai berikut:
1.
Menentukan nilai dasar (awal) masing-masing siswa, dapat berupa nilai
tes/kuis awal atau menggunakan nilai ulangan sebelumnya.
2.
Menentukan nilai tes/kuis yang telah dilaksanakan setelah siswa bekerja
dalam kelompok. Missal nilai kuis I, nilai kuis II, atau rata-rata nilai kuis I
dan nilai kuis II kepada setiap siswa yang kita sebut nilai kuis terkini.
3.
Menentukan nilai peningkatan hasil beajar yang besarnya ditentukan
berdasarkan selisih nilai kuis terkini dan nilai dasar (awal) masing-masing
siswa dengan menggunakan criteria berikut ini:
§ Criteria nilai peningkatan.
b Nilai kuis/tes terkini turun lebih
dari 10 poin dibawah nilai awal 5.
b Nilai kuis/tes terkini turun 1
sampai dengan 10 poin dibawah nilai awal 10.
b Nilai kuis/tes terkini sama dengan
nilai awal sampai dengan 10 diatas nilai awal 20.
b Nilai kuis/tes terkini lebih dari 10
diatas nilai awal 30.
Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan
rata-rata nilai peningkatan yang diperoleh masing-masing kelompok dengan
memberikan predikat cukup, baik, sangat baik dan sempurna.
§ Criteria untuk status kelompok.
b Cukup, bilarata-rata nilai
peningkatan keompok < 15.
b Baik, bila rata-rata nilai
peningkatan kelompok
rata-rata nilai peningkatan kelompok < 20.
b Sangat baik, bila rata-rata nilai
peningkatan kelompok
Rata-rata nilai peningkatan kelompok < 25.
b Sempurna apabila peningkatan
kelompok
(http://choiroe.blogspot.com/2010/04/model-pembelajaran-tai.html)
F. Aplikasi
Model Pembelajaran Kooperatif (
Cooperatif Learning ) type TAI ( Team Assited Individualization ) terhadap Pembelajaran Matematika
(Pemahaman Trigonometri SMA)
¯ Rumus jumlah dan selisih dua sudut
Untuk
pembahasan rumus-rumus jumlah dan selisih dua sudut yang cukup banyak ini,
sebenarnya cukup dibuktikan satu rumus saja yang dibuktikan dengan bimbingan
guru, sedangkan yang lainnya dengan strategi pembelajaran kooperatif yaitu type
TAI ( Team Assited Individualization ) dapat
dibuktikan sendiri oleh siswa sehingga diperoleh pemahaman yang relational,
agar dapat ditingkatkan menjadi pengetahuan siap maka siswa siharapkan saling
berdiskusi unruk membuat mnemonic (jembatan keledai) untuk itu.
Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Dengan menggunakan lembar kerja dibuktikan salah satu
rumus, dengan tugas diskusi kelompok (digunakan type TAI).
Telah
dipelajari bahwa jarak dua titik
ke titik
adalah
sehingga
=
…… ……
…… …… ……
……
=
=
(…
…
…)
Dengan aturan kosinus yang telah dipelajari dikelas X, bahwa:
Sehingga
…
…
…
(…
…)
Dari
dan
dapat ditarik kesimpulan bahwa
Sehingga
Jadi
Guru
mengawasi diskusi masing-masing kelompok, dan jika dipandang sekiranya
guru
perlu member arahan (dengan bijaksana) agar menuju kesimpulan
b.
Dengan
menggunakan rumus diatas, dan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
type TAI siswa berkooperatif membuktikan rumus-rumus lewat bantuan:
5
5
5
5
5
¯ Rumus sudut ganda
Rumus
untuk sudut-sudut rangkap digunakan strategi yang sama dengan cara menghasilkan
rumus diatas, dengan:
5
5
5
Agar
diperoleh rumus:
5
5
5
Diharapkan harus benar-benar pada
relational understanding dan akhirnya menjadi pengetahuan siap.
¯ Rumus jumlah dan selisih fungsi
trigonometri
Rumus
rumus penjumlahan ditempuh strategi yang mirip dengan strategi untuk rumus
penjumlahan diatas sebagai contoh sekaligus diharapkan menjadi motivasi dengan
harapan diperoleh rational understanding degan merefleksikan pemahaman yang
sudah dimilikinya dan dengan bantuan lembar tugas siswa yang dibimbing
membuktikan rumus berikut dengan lembar tugas sebagai berikut:
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan penjelasan
diatas dapat diketahui bahwa Model Pembelajaran Kooperatif type TAI (Team Assisted Individualization)
merupakan Model Pembelajaran yang menonjolkan efek social yang dapat
mempengaruhi psikologi murid baik secara individu maupun kelompok. Oleh sebab
itu sangat penting ketika diaplikasikan metode ini didalam kelas untuk
mngefektifkan kegiatan didalam kelas. Dala model pembelajaran kooperatif tipe
TAI(Team Assisted Individualization)
bisa didapatkan berbagai skill yang didapat oleh murid dan kemudahan dalam
menyampaikan materi terutama matematika di dalam pengajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Evalina
& Hartini. 2010. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Bogor: Ghina Indonesia
Riyanto,
Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran.
Cat ke-2. Jakarta: Kencana
Adhitya,
Sthefani. 2012. Skripsi. Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Type TAI (Team Assisted
Individualization) terhadap keterampilan berfikirKreatif Matematis siswa kelas
VII Semester II pada pokok bahasan Bangun Datar Segi Empat di SMP Negeri 4 kota
Corebon. Cirebon. IAIN Syekh Nurjati. Tidak dipublikasikan.
Nurhalimah,
Sri. 2012. Skripsi. Pengaruh Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Metodde TAI (Teams Accelerated Instruction) terhadap
prestasi belajar Matematika siswa. Cirebon. IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Tidak dipublikasikan.
Langganan:
Postingan (Atom)